Melalui jaringan backlink yang kami miliki merupakan penyedia jasa backlink menerima berbagai backlink Indonesia dengan layanan jasa backlink murah yang kami kelola secara manual dan profesional. Kami menawarkan jasa backlink terbaik. Bagaimana cara membeli backlink dari kami?. Silahkan 👉 Hubungi Kami! harga sangat terjangkau!

Content Placement

Berikut adalah daftar 50 situs Jaringan Backlink kami!
01. Backlink Indonesia 26. Iklan Maluku Utara
02. Backlink Termurah 27. Iklan Nusa Tenggara Barat
03. Cara Membeli Backlink 28. Iklan Nusa Tenggara Timur
04. Iklan Aceh 29. Iklan Online Indonesia
05. Iklan Bali 30. Iklan Papua
06. Iklan Bangka Belitung 31. Iklan Papua Barat
07. Iklan Banten 32. Iklan Riau
08. Iklan Bengkulu 33. Iklan Semesta
09. Iklan Dunia 34. Iklan Sulawesi Barat
10. Iklan Gorontalo 35. Iklan Sulawesi Selatan
11. Iklan Internet 36. Iklan Sulawesi Tengah
12. Iklan Jakarta 37. Iklan Sulawesi Tenggara
13. Iklan Jambi 38. Iklan Sulawesi Utara
14. Iklan Jawa Barat 39. Iklan Sumatra Barat
15. Iklan Jawa Tengah 40. Iklan Sumatra Selatan
16. Iklan Jawa Timur 41. Iklan Sumatra Utara
17. Iklan Kalimantan Barat 42. Iklan Terbaru
18. Iklan Kalimantan Selatan 43. Iklan Yogyakarta
19. Iklan Kalimantan Tengah 44. Jaringan Backlink
20. Iklan Kalimantan Timur 45. Jasa Backlink
21. Iklan Kalimantan Utara 46. Jasa Backlink Murah
22. Iklan Kepulauan Riau 47. Jasa Backlink Terbaik
23. Iklan Lampung 48. Jasa Backlink Termurah
24. Iklan Link 49. Media Backlink
25. Iklan Maluku 50. Raja Backlink

Kami jaringan backlink sebagai media backlink bisa juga menerima content placement yakni jasa backlink termurah kami di dalam artikel. Pesan segera jasa backlink termurah ini. Karena kami adalah raja backlink yang sebenarnya!

Peluang Agen Iklan Online

Apakah Kamu Setuju Dengan Gerakan 212 Pada Tahun 2016?

Info informasi Apakah Kamu Setuju Dengan Gerakan 212 Pada Tahun 2016? atau artikel tentang Apakah Kamu Setuju Dengan Gerakan 212 Pada Tahun 2016? ini semoga dapat bermanfaat, dan menambah wawasan. Selamat Membaca! Jangan lupa dishare juga! Jika merasa artikel ini bermanfaat juga untuk orang lain.
Hay Sahabat Bitter, kali ini Bitter Coffee Park akan mengajak Kalian Ngobrol ala Obrolan Warung Kopi tentang: 
Apakah Kamu Setuju Dengan Gerakan 212 Pada Tahun 2016?
Gerakan 212 bermula atas interpretasi Ahok terhadap surah Al-Maidah ayat 51 yang dianggap oleh beberapa umat muslim sebagai sebuah pernyataan yang menistakan agama dan medapatkan protes keras dari berbagai organisasi Islam di tanah air.

Seperti halnya ada aksi tentu ada reaksi, hal itu dibuktikan dengan adanya gerakan long march oleh massa umat muslim pada hari jum'at tanggal 14 Oktober 2016 di Jakarta yang berjumlah kurang lebih 5.000 orang.

Namun aksi protes yang di sampaikan oleh massa dari berbagai organisasi umat muslim tidak berhenti sampai pada hari itu saja, namun akan ada aksi lanjutan yang rencananya akan dilakukan pada tanggal 4 November 2016 yang akan datang.

Tersiar kabar aksi lanjutan itu akan lebih besar dalam jumlah massa yang akan ikut berpartisipasi pada kegiatan demonstrasi tersebut nantinya.

Karena aksi tersebut tidak hanya diikuti oleh organisasi Isalam yang berada di pulau Jawa saja, melainkan dari berbagai organisasi Islam yang berada di daerah luar pulau Jawa juga.

Sehingga Polda Metro Jaya dan TNI akan mempersiapkan 7.000 personel gabungan untuk mengamankan aksi demonstrasi tersebut.

Melihat dari fenomena yang terjadi, timbul sebuah pertanyaan. 
Apakah hal ini menggambarkan sebuah karakter dan etika agama Islam yang sebenarnya dalam kehidupan terhadap pihak-pihak dari agama lain selain Islam? 
(catatan: Hal ini terlepas dari melanggar atau tidaknya statement dari Ahok berdasarkan perspektif masing-masing individu).

Jawaban Pertama:
Sebagai muslim, Bitter Coffee Park pribadi tidak setuju dengan gerakan semacam ini. Kental urusan politik praktis, terkesan jumawa, dan merupakan sebuah propaganda yang tidak perlu.

Aksi 212 dimulai saat Ahok diduga menista agama hanya karena memberikan wejangan �jangan mau dibodohi (oleh mereka) yang memakai Al Maidah: 51�. Ayat ini sebetulnya melarang muslim untuk mengambil nonmuslim sebagai auliya� (aliansi/ sekutu) dalam hal konflik. 

Dahulu pada situasi perang, ada beberapa sahabat Nabi SAW yang ingin beraliansi pada kelompok musuh saat merasa kalah berperang dan tertindas, sehingga Allah SWT menurunkan ayat tersebut. 

Nah, di masa sekarang, pemilihan gubernur bukanlah konflik agama/ perang sehingga muslim boleh untuk memilih pemimpin nonmuslim. 

Masalahnya, banyak tokoh agama (terutama yang beraliran Islam politik seperti FPI/ HTI/ PKS) tidak suka dengan pluralisme dan menegaskan bahwa haram hukumnya seseorang memilih nonmuslim. 

Padahal, kalau saja mereka mau ekstrem lagi, sekalian saja larang muslim untuk mencoblos, karena pemilihan umum tidak ada di zaman Nabi SAW, hehe.

Akhirnya, dibuatlah propaganda untuk mengumpulkan massa dalam jumlah besar dengan klausul bahwa telah terjadi dugaan penistaan agama dan muslim yang baik haruslah membela agamanya

Sangat mudah untuk menggerakkan orang Indonesia jika semuanya dibalut suatu simbol, terutama agama. 

Bitter Coffee Park juga pernah membaca artikel seorang dai, bahwa muslim yang tidak terbakar hatinya saat mendengar kabar penistaan agama ini, maka termasuk golongan munafik. 

Bisa dibayangkan dong, muslim pun memenuhi jalanan, baik yang alim maupun tidak. 

Beberapa di antara mereka yang sering subuh kesiangan/ yang tidak pernah belajar agama mendadak alim dan membela agama.

Mengapa aksi 212 kental urusan politik praktis? 
Lihat saja siapa penggagasnya dan seperti apa pendukungnya. 

Penggagasnya adalah Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (yang kemudian diubah menjadi GNPF Ulama, lalu menjadi Persaudaraan Alumni 212), berada di sekeliling Habib Rizieq (tokoh FPI yang rasanya dulu menjadi public enemy tapi kini malah disanjung sebagai Imam Besar). 

Tokoh kontroversial yang dari mulutnya acapkali keluar celaan dan hinaan (menghina Pancasila, ucapan salam masyarakat Sunda, keyakinan umat agama lain, dll)

Saat akan diinterogasi oleh kepolisian, ia malah melarikan diri ke Saudi Arabia, memotretkan diri sebagai seorang yang terzalimi dan dikriminalisasi. 

Padahal, jika merasa tidak bersalah, sebaiknya hadapi kasus hukum tersebut dan selesaikan.

Tokoh-tokoh FPI, PA 212, dan kelompok sejenis ini seringkali menyanjung Soeharto, terlihat sangat dekat dengan keluarga Orde Baru/ Cendana, dan kebetulan sekali mereka menjadi oposisi dan berkontestasi dalam pemilihan kepala daerah saat itu. 

Bitter Coffee Park tidak mau menuduh bahwa mereka terkait erat dengan kelompok oposisi saat ini, tapi sulit rasanya untuk menafikan keberadaan buzzer-buzzer dan akun robot mereka di media sosial. 

Sudah menjadi rahasia umum bahwa kelompok ekstrem Islam sangat dekat dengan teknologi, tahu caranya bagaimana memengaruhi orang melalui media sosial, dan pintar membolak-balikkan fakta. 

Akun-akun ini juga sangat terkait dengan gerakan-gerakan antipemerintah. 

Mereka selalu mengulang-ulang tuduhan seperti PKI, asing dan aseng, penistaan agama, kriminalisasi ulama, dsb. 

Label-label ini pun menjelma dari yang awalnya hanya bising-bising biasa, lalu menjadi pemahaman yang seolah fakta bagi orang-orang awam. 

Belum lagi istilah-istilah ini dipakai oleh para politisi ibukota sehingga semakin masif tersebar.

Oh iya, kembali ke aksi 212. 
Orang awam dan kebanyakan yang ikut aksi ini akhirnya memiliki pemahaman bahwa mereka sedang membela agama. 

Mereka tidak tahu kalau mereka ditunggangi kepentingan politik oleh kelompok tertentu (atau menutup mata dan pura-pura tidak tahu? Entahlah)

Belum lagi 212 ini diulang setiap tahun dalam bentuk �reuni�. 

Dalam reuni di tahun politik kali ini, mereka mengundang Prabowo saja dan tidak mengundang Jokowi. 

Selain itu, banyak tokoh oposisi yang datang, termasuk habib kontroversial lainnya: Habib Bahar bin Smith

Apa maksudnya? 
Semakin jelas bahwa hal ini hanyalah aksi politik berbungkus agama dan tujuan penggagasnya adalah untuk memberikan penegasan di tahun politik ini bahwa mereka memiliki satu visi, yaitu #2019GantiPresiden

Bitter Coffee Park pribadi tidak anti dengan mereka yang menginginkan Prabowo sebagai presiden selanjutnya, tetapi Bitter Coffee Park sangat gerah dengan cara-cara kotor, terutama mereka yang membungkusnya secara halus atas nama agama.

Orang-orang yang awam dan betul-betul tidak tahu bahwa mereka ditunggangi pun banyak yang pergi ke Monas tanpa bayaran. 

Tentunya mereka hanya diperalat oleh mereka yang haus kekuasaan ini. 

Penggagas aksi ini sukses mencuci otak ratusan ribu manusia yang hadir bahwa mereka adalah para mujahid, belum lagi jutaan yang tidak datang tapi dipaksa secara halus untuk menyetujui aksi semacam ini. 

Mereka juga seolah ingin menegaskan bahwa mereka tidak radikal, datang dengan damai, tidak mengganggu ketertiban umum. 

Bitter Coffee Park hanya berkata lirih, 
Ya iyalah, kami yang tidak setuju tidak lantas memprovokasi kelompok tersebut, dan sudah sepatutnya setiap aksi jangan meninggalkan sampah sedikit pun, dan tidak mengganggu orang lain.

Bitter Coffee Park sama sekali tidak mencela mereka yang mengikuti dan menyetujui aksi 212. 

Bitter Coffee Park hanya menyayangkan bahwa jutaan orang sekarang dengan mudahnya terpengaruh oleh propaganda-propaganda mereka yang memiliki kepentingan politik praktis namun dibungkus apik seolah hanya aksi agama biasa. 

Hal ini membuktikan bahwa kalangan konservatif sekarang menang dan semakin banyak di Indonesia. 

Mereka tidak sadar bahwa aksi ini menjadi pemicu terpecahbelahnya Indonesia. 

Banyak penelitian sosial yang menyatakan bahwa tindakan intoleransi semakin banyak di negeri ini. 

Semakin banyak warga yang tidak ingin ada rumah ibadah agama lain di dekat rumahnya, semakin banyak anak sekolah yang tidak mau memilih ketua OSIS yang tidak seagama, semakin banyak yang menginginkan negara khilafah (ataupun tetap berbasis Pancasila dengan peraturan-peraturan syariah), dan lain-lain. 

Bitter Coffee Park hanya bisa berharap semoga NKRI tetap utuh dan orang-orang dengan pemikiran progresif tetap menjadi mayoritas di negeri ini.

Jawaban Kedua:
Bitter Coffee Park muslim dan Bitter Coffee Park tidak setuju dengan gerakan 212. 

Menurut Bitter Coffee Park meskipun dinamai gerakan bela Islam, gerakan itu tidak mencerminkan Islam. 

Mari kita runut kejadiannya
  1. Kejadian ini bermula dari pembicaraan Ahok mengenai program yang diberikan untuk Kepulauan Seribu. Ahok berharap masyarakat di sana mendukung dan mengikuti programnya. Ahok meyakinkan masyarakat dengan berkata tidak usah takut program tidak berjalan jika beliau tidak menjadi gubernur lagi karena program tersebut sudah diatur sedemikian rupa agar bisa berjalan sebagaimana mestinya. Beliau juga mengajak masyarakat untuk pintar memilih pemimpin baru, jika ada yang lebih baik dari dirinya, pilihlah orang itu, jangan sungkan untuk memilih yang lebih baik karena takut program tidak berjalan, tapi jangan mau dibodohi oleh orang yang pakai Al Maidah 51 seperti pengalamannya saat pemilu di Belitung karena berarti orang itu menghalalkan segala cara untuk menang.
  2. Kemudian pidato Ahok dipotong dan disebarkan oleh Buni Yani seolah itu pernyataan yang menistakan Islam.
  3. Adanya orang-orang yang melaporkan kasus tersebut ke pihak kepolisian.
  4. Saat laporan sedang dalam proses penyidikan, masyarakat dibuat gaduh dan mendesak kepolisian untuk segera menahan Ahok.
  5. Aksi-aksi mulai digaungkan mulai dari 411 hingga yang paling banyak masa 212.
  6. Muslim yang tidak mendukung aksi dicap tidak punya ghirah dan munafik.
  7. Memaksa Presiden untuk hadir dan mencelanya karena tidak bisa hadir.
  8. Dampak aksi ini semakin melebar dari yang asalnya ditujukan untuk Ahok jadi aksi ganti presiden ?
Dari poin-poin di atas menurut Bitter Coffee Park banyak sekali perilaku yang menyimpang dari kaidah Islam
  1. Umat Gagal Dalam Tabayyun, seharusnya setelah potongan video tersebar, ada perwakilan muslim yang segera menghubungi Ahok dan mengklarifikasi pernyataannya, apa maksud dan tujuannya, setelah itu sebarkan klarifikasi tersebut. Sesuai dengan tuntunan Quran �Wahai orang- orang yang beriman, jika ada seorang faasiq datang kepada kalian dengan membawa suatu berita penting, maka tabayyunlah (telitilah dulu), agar jangan sampai kalian menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebodohan, kemudian akhirnya kalian menjadi menyesal atas perlakuan kalian.� [QS. Al-Hujur�t 49:6]
  2. Sebenarnya sudah ada klarifikasi dari pihak Ahok tentang video tersebut dan beliau pun telah meminta maaf. Dalam wawancara itu beliau menceritakan tentang kejadian pada saat pemilu di Belitung, saat itu pihak lawannya menyebarkan selebaran yang berisi Al Maidah 51, beliau pun bertanya kepada Gus Dur tentang benarkah muslim dilarang memilih pemimpin Kafir, Gus Dur berkata bahwa yang menulis selebaran tidak paham dengan ayat tersebut. Namun entah kenapa orang-orang pada saat itu banyak yang keras kepala, tidak mau mendengar klarifikasi, malah ramai mempermasalahkan kata �pakai� dalam konteks potongan video. *Sumber ada dalam wawancara di Berita Satu Jakarta, (dapat di cari di ytb)
  3. Timbul banyak pernyataan provokatif menggugah amarah, cemburu buta, seolah bersabar itu salah. Padahal sudah jelas saat itu kasus tersebut sedang dalam proses pemeriksaan pihak kepolisian. Dalam Islam sudah dijelaskan bagaimana cara menghadapi pemimpin yang sangat zalim sekalipun, yaitu dengan menasehati secara lemah lembut dan bersabar seperti ketika Nabi Musa dan Nabi Harun diutus kepada Firaun. Dalam Quran banyak ayat yang menganjurkan untuk bersabar dan menghindari prasangka apalagi yang menjurus pada provokasi untuk membenci �Bersabarlah kalian, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar�.(QS. Al Anfal 8:46), �Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar� (QS. Ali �Imron 3:146). �Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa. Jangan pula kalian memata-matai dan saling menggunjing. Apakah di antara kalian ada yang suka menyantap daging bangkai saudaranya sendiri? Sudah barang tentu kalian jijik padanya. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allaah Maha menerima taubat dan Maha Penyayang.� (QS Al-Hujur�t 49:12).
  4. Aksi turun ke jalan (demonstrasi) adalah produk demokrasi, Islam tidak pernah menganjurkan hal seperti itu, apabila ada yang bilang kegiatan seperti itu adalah jihad, itu salah kaprah. Sebanyak apapun masa yang ikut, tidak menjadikan aksi tersebut benar apalagi yang melatarbelakanginya hanya sekedar kesalahpahaman yang sengaja dibesar-besarkan untuk kepentingan tertentu.
  5. Dengan keberhasilan digelarnya aksi tersebut, seolah menghalalkan orang untuk bebas mencela saudara-saudaranya yang tidak sepaham, mencela pemimpinnya, dan berlaku sombong. Padahal iblis dilaknat oleh Allah karena kesombongannya. Allah pun mengganjar orang pencela dengan dosa. �Barangsiapa yang menghina seorang penguasa, maka Allah akan menghinakannya.� (HR al-Tirmidzi [2224], dan berkata: �Hadits hasan�). �Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.� (QS. Al-Ahzab 33:58)

Aksi Iwan Bopeng. 
Apakah kita melihat ini alami? 
Bahwa pendukung Ahok berbaju kotak-kotak ingin mengumbar emosi dan mengadu domba dengan tentara? Ini sama saja golongan bunuh diri.

Kalau Ratna 
Sudah ketahuan duluan jadi termasuk produk gagal tetapi tetap masih bisa dicari kambing hitamnya.

Haram Mensholatkan Mayat Pendukung Ahok
Sebenarnya banyak rekayasa lain Haram mensholatkan mayat pendukung Ahok, komentator yang selalu negatif tentang pemerintahan ini, pembuat ytb yang mengambil sisi-sisi buruk pemerintahan dan diramu dan dipoles dengan sumber sana sini sedemikian rupa agar terlihat otentik, dan banyak lagi tetapi Bitter Coffee Park ambil yang besar saja.

Mereka punya dana yang besar sekali, mereka bisa bayar siapa saja termasuk artis dan akademisi hebat dengan permainan kata-kata yang canggih.

Kembali Ke 212. 
Dipermukaan dijelaskan untuk tujuan baik sebenarnya, tetapi banyak ulama atau masyarakat yang tidak menyadari kalau semua ini dimanfaatkan untuk tujuan politik.

AA Gym mengatakan sangat sensitif dengan kata radikal, intoleran dan lain-lain, tetapi beliau tidak sadar ada oknum yang selalu mengumbar itu.

Apakah kita harus menutup mata?
Si Master Mind ini mungkin saja sedang merencanakan peristiwa-peristiwa yang menakjubkan berikutnya sampai pemilu.

Ataupun sesudah pemilu bila tidak puas dengan hasilnya.

Jadi pasang sabuk pengaman Sahabat Bitter untuk pertunjukan berikutnya.

Mudah-mudahan kita tidak dikuasai oleh ahli rekayasa dan manipulator.

Kalau iya, berarti memang cerminan mayoritas masyarakat kita yang tidak menyadari.

Karena ada kesenangan tersendiri mungkin dengan mengadu domba dan mempermainkan manusia.

Tidak ada semangat kebangsaan disini, ataupun untuk Rakyat Indonesia, ataupun untuk Umat Islam.

Karena yang ada hanya untuk kesenangan saja.

Dan sayangnya banyak domba yang tidak sadar dan mengerti karena semua dibalut dengan kebaikan dan kata-kata halus.

Dari poin terakhir sudah jelas bahwa aksi ini adalah untuk kepentingan politik.

Jujur Bitter Coffee Park sedih melihat saudara-saudara muslim yang bangga dengan aksi tersebut.

Bitter Coffee Park tidak menyalahkan mereka karena mereka melakukannya atas nama keimanan.

Bitter Coffee Park justru sangat benci dengan orang-orang zalim yang memprovokasi & menunggangi aksi tersebut, memanfaatkan kecintaan umat kepada agamanya untuk kepentingan sendiri dan kelompoknya.

Kajian Secara Perspektif
Untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat sekiranya dilihat dari dua perspektif, yaitu:
Pertama
Cara pandang Islam terhadap agama lain.
Kedua
Hakekat dari sikap militansi umat Islam.

CARA PANDANG ISLAM TERHADAP AGAMA LAIN
Pada hakekatnya agama Islam adalah agama yang adil, agama yang bijaksana, agama yang menghormati akal pikir dan harkat martabat manusia, serta Islam merupakan agama seluruh umat.

Islam sangat melarang terhadap perbuatan dzalim bahkan dalam masa perang sekalipun. Dilihat dalam konteks sejarah, seperti halnya yang terjadi pada masa 630 Masehi ketika itu Nabi Muhammad Saw menaklukkan Kota Mekkah atas kaum Quraish.

Ketika itu Rasulullah mempunyai kekuasaan atas kehidupan dan kematian para petinggi Quraish yang kalah dalam peperangan, namun para petinggi Quraish itu dimerdekakan hidupnya oleh Rasullah Saw.

Kemudian pada tahun 633 Masehi umat Muslim menghadapi peperang lagi.

Syaidina Abu Bakar sebagai Khalifah yang pertama ketika itu menjelaskan aturan dalam perang Islam yang memberikan contoh keluhuran hati cara berperang Islam, maka beliau menetapkan aturan bahwa:
  1. Orang tua kakek-kakek;
  2. Nenek-nenek, orang lemah, orang sakit, anak-anak, wanita tidak boleh dibunuh dan disakiti;
  3. Orang yang beribadah dan tempat ibadah tidak boleh diganggu dan dirusak;
  4. Mayat-mayat tidak boleh dirusak dan diganggu;
  5. Pohon yang berubah tidak boleh dipotong;
  6. Tanaman-tanaman tidak boleh dibakar;
  7. Rumah-rumah tidak boleh dibongkar; dan 
  8. Pahkan pasukan-pasukan yang kalah perang akan mendapatkan haknya sama dengan orang-orang yang beragama Islam.

Lalu pada tahun 637 Masehi Syadina Umar sebagai khalifah yang kedua ketika itu menaklukkan kota Jeruzalem, yaitu Kota Baitulmuqaddas.

Peperangan ini sungguh sangat luar biasa pasukan muslim menghadapinya, melalui pengepungan selama berbulan-bulan lamanya dan memakan jumlah korban yang sangat besar.

Tetapi Syaidina Umar tidak sedikitpun merusak dan mengambil hak milik orang Jeruzalem dan tidak ada satu tetes darahpun ia hunuskan dengan pedangnya, kecuali yang terbunuh dalam peperangan.

Serta tahun 1188 Masehi di kota Jeruzalem dibawah pasukan Sultan Salahuddin pasukan muslimin kembali menghadapi peperangan kesekian kalinya, karena sebelumnya pada tahun 1099 Jeruzalem di rebut kembali oleh pasukan musuh dan sebanyak 70.000 umat muslim dibinasakan.

Namun apa yang diperlihatkan Sultan Salahuddin saat itu ketika kembali berhasil menduduki kota Jeruzalem sungguh sangat halus sekali sifat dan kemuliannya terhadap nilai-nilai kemanusiaan tanpa sedikitpun dendam dan kebencian yang membara dalam dirinya.

Maka siapa mampu membayar biaya tawanan di merdekakan hidupnya?

Menjadi sebuah contoh apa yang telah dilakukan oleh Rasullah Saw dan para sahabat merupakan sebuah nilai-nilai budi pekerti dan kemanusiaan yang dalam Islam dipandang secara terhormat keberadaannya.

Perlakuan dan aturan dalam peperangan Islam pun sangat menjunjung tinggi keberadaan manusia baik hak dan martabatnya walaupun secara aqidah berbeda.

Tiada satupun orang yang berhak untuk:
  • Mengambil dan mengakhiri kehidupan seseorang, menghukum seseorang, 
  • Menghinakan seseorang, dan
  • Terlebih mengkafirkan seseorang walau sekalipun seseorang itu sudah sangat berbuat dzalim, 
karena dalam Islam semua itu adalah hak prerogatif Allah SWT.

Tiada satu kuasapun manusia berhak melakukannya termasuk dalam hubungannya surga dan neraka.

Islam tidak memandang perbedaan dalam agama dan memaksakan dalam hal beragama.

Dalam perang saja Islam sangat menjunjung tinggi etika dalam peperangan terlebih lagi dalam kehidupan beragama tentu hal itu sangat dimuliakan dan ditinggikan derajatnya oleh umat Islam.

HAKEKAT MILITANSI UMAT ISLAM 
Militansi diartikan sebagai sebuah bentuk perjuangan, pembelaan, rela berkorban terhadap suatu ideologi yang dipegang dengan semangat juang.

Militansi dalam Islam diartikan sebagai bentuk sikap dari mempertahankan prinsip-prinsip Islam sebagai bentuk konsistensi dan totalitas dalam ke-islaman seseoarang.

Militansi yang dimaksudkan Islam bukan diartikan sebagai bentuk keberanian dan keganasan dalam bertindak dan berucap terhadap yang salah, namun lebih pada memegang teguh nilai dan etika ke-Islaman secara konsisten.

Jika konsisten hal ini akan terus-menurus, tidak berhenti, stabil, tetap, dan tidak terpengaruh baik karena situasi maupun kondisi.

Belajar dari sebuah masa lalu, ketika melihat kembali kondisi masyarakat muslim pada masa lampau di era penjajahan Belanda, Prof. Snouck Hurgronje sebagai konselor pemerintahan Belanda yang termashur, dalam pidatonya sebagai Guru Besar di Universitas Leiden pada tahun 1907 beliau menceritakan pengalamannya saat itu pada peristiwa perang Aceh ia mengatakan:
Sungguh, terdapat seorang anak laki-laki berumur 14 tahun, anak dari seorang ulama, yang menjadi tawanan tentara kita (Belanda), menakjubkan, ia hafal seluruh gramatika Arab 1000 baris.

Gramatika 1000 baris yang dimaksudkan itu ternyata adalah Alfijah kitab Nahwu karangan Ibnu Malik yang sangat terkenal oleh kalangan umat muslim di seluruh penjuru dunia.

Lalu Prof. Snouck melanjutkan ceritanya:
Terdapat lagi sebuah kejadian oleh penduduk negeri saat itu yang melarikan diri dan dikejar oleh pasukan tentara Belanda, dalam jejaknya, pasukan Belanda sering menemukan beberapa kitab Al-Qur'an yang tertinggal. Sungguh, bagaimana ulama-ulama itu dalam perjalanan dan pelariannya di dalam hutan belantara sekalipun mereka tidak meninggalkan membaca dan mengkaji ilmu yang terkandung dalam Al-Qur'an.

Kondisi yang demikian bukanlah sebab saat itu masyarakat muslim sedang pada fase sulit masa penjajahan, melainkan hal itu memang sebuah bentuk ritualitas agama Islam, dalam ritualitas itu mengandung makna yang sangat dalam arti dan keberfungsiannya dari ritualitas tersebut, seperti yang dikatakan Mohammad Natsir:
Bahwa sesulit apapun kondisi yang dialami dan dimana kaum muslimin tidak mempunyai apa-apa lagi, tetaplah Islam itu menyimpan dan memelihara bagi pengikutnya, satu benteng yang terakhir yakni ibadah. Meninggalkan benteng ibadah, berarti kaum muslimin memutuskan hubungan dengan illahi, sumber dari segenap kekuatan, jasmani dan rohani, serta memutuskan tali persaudaraan dengan mereka yang se-agama dan secita-cita. Melepaskan benteng ibadah berarti melepaskan benteng Islam yang terakhir, dan di waktu itu akan terbukalah pintu malapetaka bagi yang meninggalkannya.

Apa yang dikatakan oleh M.Natsir inilah arti militansi yang sebenar-benarnya oleh umat muslim.

Militansi yang didasarkan kesetian, keyakinan, dan ketuguhan iman atas anjuran nilai-nilai yang terkandung dalam Islam yang diwujudkan dalam bentuk ritualitas beribadah dan dilaksanakan secara secara konsisten tiada henti-hentinya sampai kapanpun hingga tiba datangnya ajal.

Sebuah nilai ketaatan dan kepercayaan atas kekuatan dan kekuasaan ilahi yang dilakukan secara totalitas dalam beribadah, inilah yang menjadi perwujudan atas hakekat militansi umat Islam itu sendiri, bukan sebuah militansi yang dipersonifikasikan dalam bentuk anarkisme tindakan dan ucapan lalu dinyatakan sebagai sebuah "jihad" yang didasarkan atas kesalahan perbuatan orang lain.

Dalam fenomena ini dapat kiranya umat Muslim menjaga aqidah dan etika dalam Islam itu sendiri sebagai bentuk pembelajaran kepada umat dan masyarakat secara umum, sehingga marwah dari ajaran dan semangat Islam yang sebenarnya tetap terjaga dari opini-opini negatif publik terhadap agama Islam itu sendiri.

Semua itu dapat ditempuh melalui cara-cara yang lebih elegent, cara-cara yang lebih bermoral, beretika, dan jauh dari statement-statement yang saling meng-kafirkan yang pernah di contohkan para alim ulama terdahulu sebagaimana Washil bin Atha yang berpisah dengan gurunya Imam Hasan Basri karena perbedaan mahzab, lalu Al-Asj'ari yang berpisah pula dengan gurunya Al-Jubbai juga disebabkan karena adanya perbedaan mahzab antar keduanya, serta yang paling termashur sebuah polemik yang hampir tidak ada tandingannya dan bobotnya dalam sejarah Indonesia yakni antara Ir.Soekarno dan M. Natsir yang syarat akan intelektualis berfikir.

Begitulah sebuah contoh yang harus ditiru oleh umat muslim dalam melihat sesuatu persoalan dengan menggunakan akal berfikir yang merdeka bukan dengan hawa nafsu belaka.

Sekiranya patut untuk menghindari agar jangan sampai fenomena ini dijadikan sebagai alat propaganda politik yang diatas namakan keagamaan, tapi jadikan hal ini sebagai momentum edukasi bagi masyarakat terutama umat muslim, bagaimana seharusnya menjadikan mereka berfikir, menilai, serta bertindak agar sesuai dengan nilai dan etika dari ajaran Islam yang sebenarnya dalam hal berpolitik.

Jawaban Ketiga:
Kurang lebih seperti yang Andhika katakan:
Turunlah ke jalan sekuat kaki, atau bertahan lah sekuat hati, aku akan berdiri di antaranya, menggenggam erat ideologiku sendiri. Sebab bila semua berbicara tentang perbedaan, siapa yang kelak menyatukan?
-Andhikahadip-

Setujukah dengan gerakan 212?
Menurut Bitter Coffee Park banyak benarnya:
Ini murni kental urusan politik praktis, terkesan jumawa, dan merupakan sebuah propaganda yang tidak perlu. Tapi kenyataannya memang murni Politik Berbalut Mengatas Namakan Agama???

Siapa yang kelak menyatukan?
Kelak kami ini yang mencintai perdamaian yang akan menyatukan, yang menghargai perbedaan yang akan menyatukan, kami yang terbuat dari besi dan baja yang tidak mudah terbakar.

Kami lah yang akan menyatukan perbedaan.

Simak Debat Berikut Di Cennel CNN:
Reuni alumni akbar 212 dianggap bermuatan politis. Kubu Jokowi menilai aksi itu merupakan kampanye terselubung Prabowo Subianto. Namun kubu oposisi membantah tudingan itu dan menyebutnya sebagai fitnah yang berlebihan. Sementara bawaslu menyatakan tidak ada unsur pelanggaran dalam acara tersebut.

Narasumber:
  1. Pipin Sopian, Jubir BPN Prabowo-Sandi;
  2. Hasanudin Wahid, Wakil Direktur Pemilih Pemula TKN Jokowi-Ma'ruf; dan
  3. Adi Prayitno, Analis Politik UIN Jakarta.

Anchor: 
Budi Adiputro

1/4 

2/4
   
3/4 

4/4
Ikuti berita terbaru di tahun 2018 dengan kemasan internasional berbahasa Indonesia, dan jangan ketinggalan breaking news 2018 dengan berita terakhir dan live report.

CNN Indonesia tergabung dalam grup Transmedia. Dalam Transmedia, tergabung juga Trans TV, Trans7, Detikcom, Transvision, CNN Indonesia.com dan CNBC Indonesia.
?????


Demikian artikel tentang Apakah Kamu Setuju Dengan Gerakan 212 Pada Tahun 2016? ini dapat kami sampaikan, semoga artikel atau info tentang Apakah Kamu Setuju Dengan Gerakan 212 Pada Tahun 2016? ini, dapat bermanfaat. Jangan lupa dibagikan juga ya! Terima kasih banyak atas kunjungan nya.